Mikrotik Training Routing (MTCRE)


Router Network adalah bentuk  konfigurasi jalur antar network segment berdasarkan IP Address tujuan (atau juga asal), pada OSI layer Network. Connected Routes Dibuat secara otomatis setiap kali kita menambahkan sebuah IP Address pada interface yang valid (interface yang aktif). Apabila  terdapat dua buah IP Address yang berasal dari subnet yang sama pada sebuah interface, hanya akan ada 1 connected route. Jangan menempatkan dua ip address dari subnet yang sama pada dua interface yang berbeda, karena akan membingungkan tabel dan logika routing di router.

Jenis-Jenis Routing

• Static Routes
  static routes adalah informasi routing yang dibuat secara manual oleh user untuk   mengatur ke arah mana trafik tertentu akan disalurkan. Default route adalah salah satu contoh static routes.
• Dynamic Routes Dynamic routes yang akan dibuat secara otomatis saat menambahkan IP 
  Address pada interface. Informasi routing yang didapat dari protokol routing dinamik seperti
  RIP, OSPF, dan BGP.
Konsep Dasar Routing Untuk pemilihan routing, router akan memilih berdasarkan:
• Rule routing yang paling spesifik tujuannya
  Contoh: destination 192.168.0.128/26 lebih spesific dari 192.168.0.0/24
• Distance Router akan memilih yang distance nya paling kecil l
• Round robin (random) Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi 
  protocol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router.

Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. 
Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.  

Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. 
Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.

Pengkoneksian Jaringan dan Konsep OSPF

OSPF (Open Shortest Path First) adalah routing protocol yang secara umum bisa digunakan oleh router lainnya (cisco, juniper, huawei, dll), maksudnya dari keterangan diatas bahwa routing protocol OSPF ini dapat digunakan seluruh router yang ada di dunia ini bukan hanya cisco, tetapi seluruhnya dapat mengadopsi routing protocol OSPF.


OSPF ini termasuk di kategori Link-state routing protocol (sama seperti EIGRP), Link-state routing protocol ini ciri2nya memberikan informasi ke semua router, sehingga setiap router bisa melihat topologinya masing2. Cara updatenya itu secara Triggered update, maksudnya tidak semua informasi yg ada di router akan dikirim seluruhnya ke router2 lainnya, tetapi hanya informasi yang berubah/bertambah/berkurang saja yang akan di kirim ke semua router dalam 1 area, sehingga meng-efektifkan dan meng-efisienkan bandwidth yg ada, lalu convergencenya antar router sangatlah cepatdikarenakan informasi yg berubah/bertambah/berkurang saja yang dikirim ke router2 lainnya. Trus tidak mudah terjadi Routing loops, jika teman2 menggunakan routing protocol OSPF maka dibutuhkan power memory dan proses yang lebih besar, dan OSPF itu susah utk di konfigurasi.

OSPF berdasarkan Open Standard, maksudnya adalah OSPF ini dapat dikembangkan dan diperbaiki oleh vendor2 lainnya.

Menjadi Familiar
Yang menyebabkan OSPF menjadi terkenal adalah karena routing protokol ini notabene adalah yang paling cocok digunakan dalam jaringan lokal berskala sedang hingga enterprise. Misalnya di kantor-kantor yang menggunakan lebih dari 50 komputer beserta perangkat-perangkat lainnya, atau di perusahaan dengan banyak cabang dengan banyak klien komputer, perusahaan multinasional dengan banyak cabang di luar negeri, dan banyak lagi. 
Direkomendasikan untuk di terapkan dalam jaringan
Karena OSPF memiliki tingkat skalabilitas, reliabilitas, dan kompatibilitas yang tinggi. Mengapa demikian? Nanti akan dibahas satu per satu di bawah. Selain paling cocok, kemampuan routing protokol ini juga cukup hebat dengan disertai banyak fitur pengaturan. Sebuah routing protokol dapat dikatakan memiliki kemampuan hebat selain dapat mendistribusikan informasi routing dengan baik juga harus dapat dengan mudah diatur sesuai kebutuhan penggunanya. OSPF memiliki semua ini dengan berbagai pernak-pernik pengaturan dan fasilitas di dalamnya. OSPF memang sangat banyak penggunanya karena fitur dan kemampuan yang cukup hebat khususnya untuk jaringan internal sebuah organisasi atau perusahaan. Dibandingkan dengan RIP dan IGRP, yang sama-sama merupakan routing protokol jenis IGP (Interior Gateway Protocol), OSPF lebih powerful, skalabel, fleksibel, dan lebih kaya akan fitur.
Desain area OSPF
icnd2_topology3_concept11
Autonomous System, adalah keseluruhan network-network yang berada pada 1 kewenangan administrasi yang sama, bisa saja terdiri dari beberapa area.
Area Border Router (ABR), adalah router yang terhubung pada 2 atau lebih area, salah 1 area nya haruslah area 0. ABR inilah yang akan melokalisasi update yang terjadi pada 1 area agar tidak tersebar pada area lainnya.

Merancang jaringan 4 lantai Dalam 1 Gedung

Konsep Perancangan

Perancangan jaringan ini menggunakan teknik bridge, dengan topologi star untuk di antar Lantai, dan topologi star untuk dalam Lantai.

Lantai A

Pada Lantai A in iada1 ruangan, untuk tiap lantai memerlukan 1 buah router yang mana setiap lantai memiliki jumlah host 1 buah. Pada Lantai ini dibagi menjadi 2 segmen jaringan, dengan teknik subnetting Kemudian untuk konfigurasi IP client di atur oleh DHCP.

Lantai B

PadaLantai B iniada1 ruangan, untuktiaplantaimemerlukan 1 buah router yang manasetiaplantaimemilikijumlah host 1buah. PadaLantaiinidibagimenjadi 2 segmenjaringan, dengantekniksubnettingKemudianuntukkonfigurasi IP client di aturoleh DHCP.

Lantai C

Pada Lantai C ini ada 1 ruangan, untuk tiap lantai memerlukan 1 buah router yang mana setiap lantai memiliki jumlah host 1buah. Pada Lantai ini dibagi menjadi 2 segmenjaringan, dengan teknik subnetting Kemudian untuk konfigurasi IP client di aturoleh DHCP.

Lantai D

Pada Lantai D ini ada1 ruangan, untuk tiap lantai memerlukan 1 buah router yang mana setiap lantai memiliki jumlah host 1buah. Pada Lantai ini dibagi menjadi 2 segmen jaringan, dengan teknik subnetting Kemudian untuk konfigurasi IP client di aturoleh DHCP.


Jaringan Untuk Ruangan Lebih 1 Lantai

Jaringan Pada 1 Lantai

Pada gambar rancangan jaringan komputer di atas, dengan host sebanyak 20 PC di masing – masing 8 ruangan. Dalam rancangan tersebut menggunakan 1 buah Router dan 8 buah Switchdengan range IP Address sebagai berikut :
IP Public : 10.1.1.5
IP Local : 192.168.1.0 (IP Address yangdapat diambil dari kelas C )
Dengan host tiap ruangan = 20 PC, maka perhitungan subnetting kelas C yaitu :
h = banyaknya biner 0 pada oktet terakhir netmask
= banyaknya biner 1 pada oktet terakhir netmask
            2 h – 2   >= 20
            2 h          >= 20 + 2
            2 h         >= 22
            2 5         >= 22
            32          >= 22
h = 5 dan  n = 3 sehingga netmask IP Local yaitu :
Biner   = 11111111.11111111.11111111.11100000
Desimal = 255.255.255.224
Prefix = /27 (karena normalnya biner 1 di kelas C = 24, maka dalam subnetting biner 1 = 24 + n = 24 + 3 = 27)
Segmen jaringan yang dapat digunakan dengan IP Local 192.168.1.0/27 yaitu :
n = 3, sehingga jaringan yang terbentuk sebanyak :
              2 n = 2 3 = 8 buah segmen jaringan
Sedangkan host yang dapat digunakan dengan IP tersebut adalah :
h = 5, sehingga host / PC yang dapat terhubung dalam 1 segmen jaringan adalah :
              2 h – 2 = 2 5 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Sehingga range IP Address yang didapatkan adalah :
1.      192.168.1.0     -  192.168.1.31
2.      192.168.1.32   -  192.168.1.63
3.      192.168.1.64   -  192.168.1.95
4.      192.168.1.96   -  192.168.1.127
5.      192.168.1.128 -  192.168.1.159
6.      192.168.1.160 -  192.168.1.191
7.      192.168.1.192 -  192.168.1.223
8.      192.168.1.224 -  192.168.1.255

Merancang Jaringan Antar Gedung

 Cara Merancang Jaringan Antar Gedung


Keterangan: Gedung 1
  1. Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah workstation ada 60 unit PC di dalamnya
  2. Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
  3. Pada lantai 1 terdapat ruang server dimana terdapat 4 server yaitu: Mail server, Web Server, Proxi server, Data Base server.
  4. ü LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi star

Perangkat yang digunakan pada gedung 1:
1. Untuk media transmisi kabel utp digunakan Kabel UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah distandardisasi oleh Electronic Industries Alliance (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA). Kabel Cat5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT), hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat kabel serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih baik, kabel Cat5 adalah kabel yang disarankan untuk semua instalasi jaringan.

2. Media Transmisi kabel fiber optic dengan Generasi ketiga sistem transmisi optik, memungkinkan laser dengan daya besar tidak berperan lagi untuk jarak yang jauh. Daya optik yang besar akan menyebabkan intermodulasi dan akan menyebabkan redaman yang besar bila dilewatkan kabel optik
3. Switch yang digunakan ialah berseri Modem Router WAG120N (switch layer 3) yang memungknkan user bisa menikamati kecepatan akses internet untuk seluruh area yang telah mengadopsi teknologi Wireless-N Home ADSL2+ Modem Router yang memiliki kecepatan akses internet yang sangat tinggi
4. Router yang digunakan ialah router keluaran cisco yang berseri 2811 yang merupakan produk router terkini dari pabrik cisco.

Teknik subnetting yang di gunakan:
Pada gedung 1 terdapat 60 PC maka, 2^?=60+2…..
2^6=64
2^6=62+2
Kami memberikan IP Adress pada jaringan 192.168.30.0
Net mask = 11111111.11111111.11111111.11000000 /26
255. 255. 255. 194 /26

Pembagian jaringannya adalah:
192.168.30.0 – 192.168.30.63
192.168.30.64 – 192.168.30.127
192.168.30.128 – 192.168.30.191
192.168.30.192 – 192.168.30.255
Maka untuk lantai 1 menggunakan IP dari 192.168.30.0 – 192.168.30.63
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.30.64 – 192.168.30.127
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.30.128 – 192.168.30.191

Keterangan Gedung 
  1. Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah workstation ada 30 unit PC di dalamnya
  2. Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
  3. LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi Bus 

Teknik subnetting yang di gunakan:
Pada gedung 1 terdapat 60 PC maka, 2^?=30+2…..
è 2^5=32
2^5=30+2
Kami memberikan IP Adress pada jaringan 192.168.31.0
Net mask = 11111111.11111111.11111111.11100000 /27
255. 255. 255. 226 /27
Pembagian jaringannya adalah:
192.168.31.0 – 192.168.31.31
192.168.31.32 – 192.168.31.63
192.168.31.64 – 192.168.31.95
192.168.31.96 – 192.168.31.127
192.168.31.128 – 192.168.31.159
192.168.31.160 – 192.168.31.191
192.168.31.192 – 192.168.31.223
192.168.31.224 – 192.168.31.255

Maka untuk lantai 1 menggunakan IP dari 192.168.31.0 – 192.168.31.31
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.31.32 – 192.168.31.63
Maka untuk lantai 3 menggunakan IP dari 192.168.31.64 – 192.168.31.95

Keterangan: Gedung 3

  1. Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah workstation ada 30 unit PC di dalamnya
  2. Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
  3.  LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi Bus.

Teknik subnetting yang di gunakan:
Pada gedung 1 terdapat 60 PC maka, 2^?=30+2…..
è 2^5=32
2^5=30+2
Kami memberikan IP Adress pada jaringan 192.168.31.0
Net mask = 11111111.11111111.11111111.11100000 /27
255. 255. 255. 226 /27
Pembagian jaringannya adalah:
192.168.32.0 – 192.168.32.31
192.168.32.32 – 192.168.32.63
192.168.32.64 – 192.168.32.95
192.168.32.96 – 192.168.32.127
192.168.32.128 – 192.168.32.159
192.168.32.160 – 192.168.32.191
192.168.32.192 – 192.168.32.223
192.168.32.224 – 192.168.32.255
Maka untuk lantai 1 menggunakan IP dari 192.168.32.0 – 192.168.32.31
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.32.32 – 192.168.32.63
Maka untuk lantai 3 menggunakan IP dari 192.168.32.64 – 192.168.32.95

Keterangan: Gedung 4

  1. Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah workstation ada 30 unit PC di dalamnya
  2. Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
  3. LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi Bus.

Perangkat yang digunakan pada gedung 4:
Teknik subnetting yang di gunakan:
Pada gedung 1 terdapat 60 PC maka, 2^?=30+2…..
è 2^5=32
2^5=30+2
Kami memberikan IP Adress pada jaringan 192.168.31.0
Net mask = 11111111.11111111.11111111.11100000 /27
255. 255. 255. 226 /27
Pembagian jaringannya adalah:
192.168.33.0 – 192.168.33.31
192.168.33.32 – 192.168.33.63
192.168.33.64 – 192.168.33.95
192.168.33.96 – 192.168.33.127
192.168.33.128 – 192.168.33.159
192.168.33.160 – 192.168.33.191
192.168.33.192 – 192.168.33.223
192.168.33.224 – 192.168.33.255
Maka untuk lantai 1 menggunakan IP dari 192.168.33.0 – 192.168.33.31
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.33.32 – 192.168.33.63
Maka untuk lantai 3 menggunakan IP dari 192.168.33.64 – 192.168.33.95
 Pada jaringan yang akan menghubungkan antar gedung ini kami menerapkan topologi mesh, hal ini dikarenakan topologi mesh mengkoneksikan masing masing swicth pada gedung sehingga jika terjadi interprensi atau putusnya jaringan antar satu titik antara swicth satu dengan yang lainnya , secara otomatis jaringan akan mencari jalur lain. Sehingga pada desain jaringan ini tidak akan terjadi putusnya komunikasi antar gedung.

Untuk swicth gedung 1 memiliki IP : 192.168.1.1/29
Untuk swicth gedung 2 memiliki IP : 192.168.1.2/29
Untuk swicth gedung 3 memiliki IP : 192.168.1.3/29
Untuk swicth gedung 4 memiliki IP : 192.168.1.4/29
Untuk swicth gedung 5 memiliki IP : 192.168.1.5/29

Untuk gateway , karena gedung satu merupakan central / pusat maka ip address pada gedung 1 digunakan sebagai gateway pada gedung – gedung berikutnya

Struktur Kabel Pada Suatu Jaringan Komputer

Struktur kabel
Sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan. Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan.

Keuntungan struktur kabel :
1.      Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang       luas.
2.      Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi.
3.      Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik.
4.      Memberikan efisiensi ruang lebih besar.
5.      Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisional.
6.      Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru.
7.      Cocok untuk bangunan yang bersifat permanen.

Kelemahan struktur kabel :
Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala resonansi yang umum dikenal dapat timbul dan mengakibatkan robohnya bangunan.

Susunan Kabel Pada Jaringan
1. EIA/TIA-568A & EIA/TIA-568B merupakan standar internasional pengkabelan dengan jack RJ-45 dan kabel UTP/STP kategori 3, 5, dan 6 (4 twisted pair) yang digunakan dalam teknologi ethernet dan PABX. Dua standar (A & B) digunakan untuk crossover cable. Ujung satu dengan standar A, dan ujung lainnya dengan standar B.
2. Urutan dengan standar EIA/TIA-568A (putih hijau, hijau, putih orange, biru, putih biru, orange, putih coklat, coklat) dan EIA/TIA-568B (putih orange, orange, putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih coklat, coklat) biasa digunakan untuk interkoneksi antar hardware maupun antar jaringan. Penggunaan susunan yang lain diperbolehkan, namun harus memenuhi kriteria pada no. 3 dan seterusnya.
3. Pin 1 & 2, dalam ethernet digunakan sebagai Tx. Untuk menghindari interferensi, maka harus dijadikan 1 pair (biasanya putih orange – orange atau putih hijau – hijau) untuk memenuhi kebutuhan elektris dalam protokol high-speed-LAN.
4. Pin 3 & 6, dalam ethernet digunakan sebagai Rx. Untuk menghindari interferensi, maka harus dijadikan 1 pair (biasanya putih orange – orange atau putih hijau – hijau) untuk memenuhi kebutuhan elektris dalam protokol high-speed-LAN.
5. Pin 4 & 5 (dalam wikipedia disebut sebagai “the central two pins”) digunakan untuk membawa sinyal telepon (internet bukan hanya ethernet) atau sinyal suara dalam standar telekomunikasi. Bahkan RJ-11 bisa dimasukkan ke port RJ-45. Untuk keperluan ini, sudah seharusnya jadi 1 pair di tengah (biasanya biru – biru putih)
6. Pin 7 & 8, biasanya digunakan untuk teknologi Power over Ethernet (PoE), yaitu untuk meningkatkan power pada perangkat VOIP, wireless LAN access point, webcam, ethernet hub, komputer, dan perangkat lain yang tidak memungkinkan untuk memberikan suplai power secara terpisah.
D

KABEL UTP DAN KATEGORINYA

Macam – Macam Kabel Twisted Pair

1.      UTP (Unshielded Twisted Pair)
Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik. Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm.



2.      STP (Shielded Twisted Pair)



 Shielded twisted pair atau STP adalah kabel pasangan berpilin yang memiliki perlindungan dari logam untuk melindungi kabel dari intereferensi elektromagnetik luar.




3.      S/UTP (Screened Unshielded Twisted Pair)



Yaitu kabel twisted pair yang didalam pelindung kabel (kulit luar) kabel terdapat pelindung berupa kertas logam.



4.      S/STP (Screened Shielded Twisted Pair)
S/STP merupakan kabel twisted pair yang dimana terdapat pelindung ganda didalamnya. Yaitu didalam kabel dan disetiap pasangan lilitan. Kabel ini merupakan kabel yang paling banyak memiliki perlindungan terhadap pengaruh dari gangguan seperti elektromagnetik, crosstalk.




Kategori-kategori Kabel UTP

 Kategori 1
Merupakan kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang didesain untuk mendukung  koneksi atau komunikasi suara analog saja. 



 Kategori 2
Adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP kategori 1 (Cat1), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data hingga  4 megabit per detik (4Mbps). 



 Kategori 3
Adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang didesain untuk data network dengan frequensi hingga 16Mhz dan lebih populer untuk protocol ethernet dengan kecepatan data hingga 10 Mbps. 
 Kategori 4
Adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik, sehingga dapat digunakan untuk protocol 16 Mbps token ring (IBM) dengan kecepatan data hingga 20 Mbps.
Kategori 5
Adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP kategori 4, yang didesain untuk mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik(100Mbps). 
Kategori 5e
Frequensi dan kecepatan sama dengan cat-5 tetapi lebih support gigabyte ethernet network. Kabel kategori 5e disebut juga Enhanced Category 5, karena kabel ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5, yang menawarkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. 



Kategori 6a
Kabel masa depan untuk kecepatan up to 10Gbps.



Kategori 7
Di desain untuk bekerja pada frequensi up to 600Mhz.